Dosen STTIB sebagai narasumber Pelatihan Penguatan Literasi SDIT Yabis

Tumbuhkan kembali budaya literasi, SDIT Yabis Bontang menggelar kegiatan penguatan literasi untuk guru, pada Jumat (16/2/2024) di aula Yayasan Yabis, dengan menghadirkan dosen Sekolah Tinggi Teknologi Industri Bontang (STTIB) sebagai narasumber.

Dalam sambutannya, Kepala SDIT Yabis Bontang, Syahnan mengatakan pelatihan itu sengaja dihelat, untuk membangun kembali semangat para tenaga pendidik SDIT Yabis untuk berkarya lewat tulisan.

“Sebenarnya kegiatan literasi sudah pernah kita laksanakan, namun belum maksimal. Sehingga perlu kita budayakan dan tumbuhkan kembali semangat kita dalam menulis. Saya pun berharap kepada rekan-rekan guru agar kembali memiliki semangat untuk berkarya hingga karyanya dapat diterbitkan. Karena sudah ada beberapa orang guru yang telah mulai menulis, namun tulisannya tidak dilanjutkan,” ujarnya.

Sementara, narasumber dalam acara tersebut, Zulkifli menyampaikan, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah, dalam setiap 1.000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat baca. Hal itupun sudah ia paparkan dalam karyanya yang berjudul “Pendidikan Islam di Era Smart Society 5.0”.

“Di era modern dan di masa yang akan datang, setidaknya ada 10 upaya yang harus dilakukan dan dipersiapkan oleh para tenaga pendidik dan kependidikan, yang pertana perubahan paradikma atau cara pandang yang positif, kedua kemampuan menajerial,” paparnya.

Lebih lanjut, yang ketiga yakni perencanaan pembelajaran yang konstruktif, kemudian pemahaman psikologi perlu diperkuat, kelima guru harus lebih komunikatif, keenam kesadaran secara personal dan kolektif perlu ditumbuhkan, kemudian kemampuan literasi harus lebih ditingkatkan, lalu anggaran pendidikan harus dipandang sebagai investasi, selanjutnya pengawasan dan pembinaan harus diperkuat, terakhir capaian dan kinerja harus terukur.

Akademisi yang juga mubaligh ini pun menyampaikan kiat-kiat menulis agar lebih produktif. Kata Zulkifli, menulis buku bukan perihal bakat dan kepintaran seseorang, akan tetapi lebih pada niat dan kemauan yang kuat. Disaat ada ide dan kemauan untuk menulis, maka tulis saja.

“Jangan terlalu memikirkan rumitnya kaidah dan teori menulis. Mulailah menulis dari apa saja yang terlintas dan menarik dalam pikiran Bapak dan Ibu. Tidak perlu takut salah serta jangan pernah berhenti menulis sebelum jadi naskah yang siap diterbitkan”, tuturnya dihadapan puluhan guru SD IT YABIS Bontang.
Ia pun menyampaikan ada beberapa alasan seseorang yang enggan dan belum memulai menuangkan ide dan gagasannya melalui tulisan. Di antaranya:

  1. Belum merasa butuh dan belum dianggap penting;
  2. Tidak ada insentif (merasa tidak menguntungkan);
  3. Alasan sibuk dan tidak ada waktu menulis;
  4. Referensi kurang;
  5. Tidak percaya diri;
  6. Tidak paham caranya;
  7. Merasa kemampuannya rendah dan kurang berbakat;
  8. Malas.

Dalam penjelasannya ia juga sampaikan ada tiga culture yang menjadikan diri seseorang guru atau pun dosen tidak produktif, yakni mental block, culture block, dan social block.

Menurutnya ketiga hal tersebut harus mampu diatasi. Ciri pribadi yang bermental block biasanya tidak berani mencoba hal baru, pikirannya kerap sinis, cemasnya berlebihan, suka menunda pekerjaan dan tidak percaya diri. Sedangkan culture block dan social block akan melahirkan suasana kurang harmonis atau lingkungan yang dapat membawa seseorang pada pengaruh yang kurang baik.

“Menulis itu ibarat berbicara di atas kertas. Jadi silakan tuangkan ide dan gagasan yang ada dipikiran Bapak dan Ibu. Mulailah menulis pada hal-hal yang sederhana dan perbanyak membaca serta latihan. Itulah kunci utama untuk memulai menulis,” ucapnya.

“Cukup banyak ide dan gagasan yang dapat dituangkan dalam tulisan. Bisa berupa pengalaman pribadi, bahkan pengalaman dari orang lain. Pokoknya menulis itu sangat mudah, bahkan Bapak dan Ibu bisa ketagihan” ujar narasumber sambil berekspresi menyemangati peserta.

“InsyaAllah kami siap melakukan pendampingan menulis hingga karya tulis Bapak dan Ibu siap untuk diterbitkan agar menjadi karya yang terbaik sehingga dapat mengispirasi orang lain,” tutupnya.(*)

Editor : Redaksi Kita Muda Media 


TAGS
   

SHARE